Selasa, 30 Agustus 2022

The old man and the see

 


Resensi buku The old Man and The see kisah lelaki tua dan laut oleh Ernest Hemingway

Penerjemah: Dian Vita Ellyati

Editior Bahasa: Sandiantoro

Tata letak: Metta Fauziyah

Desain sampul: Andy Fn

Pemeriksa Aksara: Agus AHA

ISBN: 978-602-95980-4-9

Cetakan 1: Oktober 2010


Penerbit liris:

Jl. Sawentar 10- Surabaya 60131

Telp. (031) 5039747- Fax. (031) 5039747

Email: penerbit liris@yahoo.com


 Salam literasi. 

Senin, 29 Agustus 2022

Day 9 "Bingung"



Menjadi mahasiswa menjadi tantangan yang besar buatku, di hari selasa ini, yang seharusnya terisi oleh mata kuliah Bahasa Indonesia di pagi hari dan Dasar-Dasar Metodologi Penelitian pada siang hari. namun di hari ini tidak ada pembelajaran mata kuliah tersebut, karena bapak dosen yang mengampu mata kuliah sedang berada di luar kota untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan tidak adanya jam mata kuliah tersebut menjadi tantangan baru buatku, tetap produktif atau bermalas-malasan. 
Tapi tak semudah itu untuk bermalas-malasan, banyak tugas personal entah dari tugas perkuliahan pengganti hari ini ataupun tugas personal lainnya. 
Ternyata, oh ternyata teringat pesan WhatsApp bapak Iskandar pengampu dasar-dasar metodologi penelitian, beliau memberikan tugas membuat PowerPoint tentang metodologi penelitian dan referensi buku atau pdf.  Kesulitanku dalam hal ini adalah, buku yang diberikan adalah berbahasa Inggris. 

Salam literasi. 

Minggu, 28 Agustus 2022

Day 8 "Garis waktu"


 Dulu setiap disaat hari pertama kali dimulai, ramai sekali suasana ruang itu, bergantian untuk membersihkan dan mensucikan diri. Diwaktu yang sama setiap harinya berdiri tegak menghadap sang merah putih. Di hari pertama untuk detik ini berbeda, ruang itu ramai dengan  suara yang seharusnya untuk membangunkan tuannya, tetapi tidak berguna karena tuan-tuannya tetap terlelap pada mimpinya.

 Belum genap sebulan tinggal disini  tetap sama bangun lebih pagi, melakukan kewajiban seperti dahulu akibat dari kebiasaan, terimakasih kebiasaan telah membentuk diri bisa bangun lebih awal. 

Tuan-tuannya perlahan bangun karena ada kelas lebih awal, sembari menunggu tuan yang lain, teringat nasi sisa semalam, cukuplah untuk mengisi energi para kelima tuan ini, untuk sekedar memulai hari yang sangat panjang jika dipikirkan. 

Dan benar hari ini cukup panjang karena dipikirkan, padahal hanya beberapa jam mengikuti kelas di hari ini, kenapa? kenapa takut pada sesuatu yang belum terjadi, akan selalu ada tenang, di sela-sela gelisah yang menunggu reda. 

Salam literasi. 

Day 7 "Siluet"


 Ingin memejamkan mata lebih lama, hal itu sulit untuk dilakukan, ayam-ayam berkokok membangunkan tuannya, burung-burung berkicau dengan merdunya, matahari semakin bersinar menembus jendela ruang itu mengingatkan kepada manusia didalamnya "sebuah kesia-sian jika menetap begitu saja,  lembaran yang semula berwarna akan perlahan terlelap"
 
Pada malam sebelum tiba hari ini, satu manusia itu pulang dengan tiba, ada urusan katanya.  Ku antarkan saja, biarkan dia mencari dan menyelesaikan yang  akan dilakukan. 

Pohon-pohon diantara jalan hanya terlewati begitu saja, dengan mengandalkan sebuah teknologi petunjuk jalan, menelusuri jalan asing yang pertama kali kutemui dan tibalah di suatu tempat sebuah keluarga pernah bermain disana, "oh ini yang namanya mercusuar" sempat dahulu menaikinya hingga puncak, namun pada saat berkunjung kedua kalinya ditutup, dan ku beramsumsi kurangnya perawatan sehingga tangga menuju puncak mercusuar tersebut ditutup dan bisa membahayakan jika tetap dibuka. Ketiga kalinya berkunjung ke tempat itu, hanya sebatas sampai di  ujung pintu masuk,"mau apa kesana, sendiri pula."

Jalanan selanjutnya tidak asing karena  sudah beberapa kali melewatinya, dan tiba di sebuah jembatan diantara laut dan muara. Pernah pada masa lampau seorang adik dan kakak, sekedar menikmati suasana pagi di tempat itu. Tetapi sekarang suasana siang tidak lebih buruk dari hari hari yang terlewati sebelumnya, tetap ku telusuri jalan ini melewati sebuah ruang orang berpulang kepada Tuhannya. 

Tibalah pada sebuah tempat singgah, membicarakan banyak hal penting atau tidak itu adalah sebuah usaha untuk mengubah hari ini menjadi lebih baik. Beristirahat, makan dan sangat berterimakasih sudah diberikan hal tersebut hingga sampai kembali ke tempat sebelumnya. 

Salam literasi. 


Jumat, 26 Agustus 2022

Day 6 "Diantara sepi, hanya pikiran yang ramai"

 

 

Hari sabtu pagi, diantara sepinya keadaan, bosannya kehidupan. Sesosok manusia dikelilingi oleh manusia-manusia pulas tertidur lepas, apakah ini sebuah kesalahan yang berulang, kembali kepada hari yang sama, keadaan yang sama. Ini adalah kehidupan nyata, bukan mimpi yang mengada-ngada, memilih untuk berjalan atau terdiam adalah sebuah ilusi belaka. 

Ku putuskan pergi dari ruang tersebut, berjalan mencari sebuah ketenangan. Sesampainya seperti orang hilang, duduk diantara luasnya hamparan lautan lepas. mengenang, memori-memori yang sekarang penuh dengan ketakutan-ketakutan yang belum tentu terjadi "jalani saja dulu" adalah sebuah omong kosong. 

Beberapa manusia berlari menikmati udara pagi ini, lari bukan lari dari permasalahannya, beberapa orang juga hilir mudik untuk bisa bertahan hidup dihari ini, berharap suatu saat nanti berakhir dengan semestinya. 

Salam literasi. 

Sanggan Dilah

Cerkak jawa

Mripatku padhang jinglang, sawise ngrasakake turu ,sanajan ora turu sing apik, awakku krasa kesel, malah ora kepenak, kaya-kaya aku lagi muter manehing wektu sing padha, nanging apa maneh? Aku cepet-cepet metu saka kasur, banjur ing jedhing supaya seger nalika salat subuh.
Saben dinaku ya ngeneae, kapingin berubah? Ya kapingin, tapi kepiye? Mumet ngrasakno urip. Sajronewektu iki, aku rumangsa urip bola-bali saben dina. Nanging aku isih bungah, kelingan kancaku Allya. 

"Esuk Al, ayo mlaku-mlaku? Nalika golek sarapan, aku bakal nraktir," ujarku
"Esuk mas, ayo! Aku bosen ing omah uga" gremene Allya


Aku lan Allya wis kekancan suwe, wiwit cilik kekancan, dolanan,mlebu sekolah, apa wae sing mesthi bareng, sanajan ana celah sing kadang-kadang ora bebarengan.

"Kang biasane rong porsi! Aku kandha karo bakul bubur langganan "Siap" Ujar bakul bubur

Ing sela-sela ngenteni bubur disiapake, aku mbatin, apa aku seneng karo Allya, kancaku sing paling apik? Dheweke peduli karo aku, dheweke isih bareng aku nganti saiki. Nanging aku wedi medharake perasaa niki, wedi yen mengko perkara ora cocok karo ekspetasi ku. 

"Wah! Napa kowe nglamun? Napa?" Takone allya
"Eh, anu piye?"Pipi ku abang
"Napa kowe ngalamun?"
"Ah, ora apa-apa, sing ngalamun sapa? uga ngrasakake hawa awan kok!."
"Ayo, mangga! Isih esuk, semangat sak kaabehe, preinan, ing kene sampeyan mangan bubur, wis siap iki. Apa sampeyan pengin didulang?" Guyon Allya
"Isok ae hehehe, maturnuwun!" Dadi salting aku gumuning ati


Aku seneng sarapan bareng-bareng, pikiranku mblenjani apa sing dikandhakake sadurunge, apa ana kode saka dheweke? Oh bisa, bisa wae. Aku wis suwe kekancan karo dheweke.
"Al, arep nang ndi maneh?
"Hmm, arep menyang ngendi, mung menyang taman, aku kangen taman" Ujare Allya
"Kangen, aku?"guyonanku
"Ha, ana apa?"Allyamesem
"Ah, ora ana sapi mabur kuwi."





Aku lan Allya biyen mesthi luang bareng-bebarengan ing taman iki, aku kelingan tenan wektu semana dheweke ngomong, "Pancen apik banget yen bisa dolan bareng sampeyan, tetep ora berubah ya mas, oke?" Atiku mandheg nalika ngelingi ukara kasebut. 

Srengenge uga nembus godhong-godhongan sing ditandur kanthi wiyar sing ngancani aku ing kadhemen lan angete awak.

"Mas, cedhak mrene, aku arep ngomong." Allya awe-awe
"Yo, enteni kenapa?" Aku mlaku marani dheweke
"Elingi? Kita wis suwe ora ana ing kene, apa maneh nalika udan."
"Iyo wis suwe, oh ya aku arep ngomong iki, sejatine aku wis seneng karo kowe"
"Ahhh, klakhhhh. Lara tulung"
"Ehh, all" Aku enggal-enggal marani dheweke sing tiba

Tekan omah Allya, dheweke isih nggresah lara, amarga sikile keseleo nalika tiba. Aku nuwun sewu marang dheweke, nanging untunge ora ala banget.
"Kepiye? Wis enakan al?"
"tenang wae, matur nuwun, mas."Allya lagi ngglethak.
"Bener? Nuwun sewu, aku ora bisa njaga kowe" "Aku sing salah, Mas mulih ngaso, mesthi kesel ya?"
"Apa aku bisa ngancani Kowe dek? Ngombe dhisik iki" ujarku nalika ngombe Allya
"Matur nuwun mas, ngaso sek sampeyan, mrene maneh mengko yo.
Allya nalika ngombe, aku bali ing ngomah.

Aku rumangsa salah, kenapa kedadeyan kasebut. Nalika aku kepengin ngandhani rasa sadurunge, jebul dheweke ora nate krungu, amarga dheweke mlaku karo noleh lan tibo. 

Salam literasi. 

Kamis, 25 Agustus 2022

Day 5 "Tenang"


 Tapi kini dia menghilang dalam keramaian yang sepi. Pamit tidak sekedar pamit, tapi langsung menghilang. ku masih bisa melihatmu dalam kisah yang berubah, hanya tak lagi kau jadi milikku.

"Tahu nga, hubungan langit dan awan?"

"Hah? Apaan gajelas banget!"

"Awan itu menyusuri langit"

"Kita lagi ngomongin langit?"

"Awan juga"

"Bukannya langit dan awan tak akan berpisah?"

"Kata siapa?"

"Yang aku lihat demikian"


Tak akan berpisah adalah hal yang mustahil terjadi di dunia ini, perpisahan hadir selagi datang. Percakapan itu tak pernah usai.  

Dinginnya suasana ingin ku kalahkan, tapi itulah yang menjadi kesulitanku. Suara obrolan lebih keras dari kebisingan keadaan. 

Masa itu banyak waktu, hati yang hangat,  kau yang sempurna menjadi hal yang tak terduga, butuh waktu untuk datang kembali kesekian kalinya. 

Hal ini belum usai. 

Salam literasi. 

Day 4 "Lagi"

 Berbeda dari sebelumnya, menulis bisa menjadi kesukaanku karena lebih mudah menyampaikan sesuatu lewat tulisan daripada secara langsung, akibat faktor tidak terbiasa berbicara secara langsung didepan publik. 

Satu hal yang ku suka dari hal ini, bisa menyampaikan pikiran, ide, dengan mudah, bisa merangkai kata, kalimat dengan santai. 



Salam literasi. 

Selasa, 23 Agustus 2022

Day 3 "Diri"


 "Mas-mas bangun mas, shubuh" ucap seorang teman yang namanya ada di langit. "Oh ya" jawabku. Sebelumnya sudah bangun karena suara alarm dan jeritan suara ayam, namun tidak kuhiraukan, mengingat pagi ini tidak ada tanggungan. 

Melihat sebuah nasi sisa semalam, segera kuolah dengan tambahan betadine, dan katanya nasi semalam emang paling cocok dijadikan nasi betadine dan sudah membuktikannya dari jauh-jauh hari, mengingat nasi betadine salah satu makanan favorit manusia ini. 

Matahari masih dalam dekapan semestanya, belum menunjukkan wajahnya. Pagi ini mau apa?  Ntahlah tiba-tiba duduk saja di sebuah tempat belakang dari sebuah rumah sambil ditemani kopi, buku, angin sepoi-sepoi. Waw banyak sekali permen merah, tetapi permen ini tidak manis, dan enak sebagai pelengkap makanan, bukan hanya untuk dinikmati sesaat langsung ditinggalkan. 

Banyak sekali ya, satu wadah penuh dengan permen ini, ku apakan? Oh ya diberikan kepada orang-orang sekitar saja, sangat sayang permen sebanyak ini jika disimpan akhirnya busuk juga, sama halnya kejahatan. 

Salam literasi. 

Day 2 "Ramai"


 Suara ayam terdengar di setiap sepertiga malam, suara alarm saling bersahutan, tetapi penghuni tempat ini acuh terhadap kebisingan yang ada dan terlelap dalam mimpi-mimpinya. 

Banjir, banjir gumam seorang teman, ternyata bukan banjir yang seperti di kota-kota, banjir akibat kecerobohan dan sangat disayangkan air sumber kehidupan tersebut berkurang sedikit demi sedikit jika dibiarkan. Segera mungkin menyelamatkannya dengan berbagai cara agar sisa yang ada dimanfaatkan kembali. 

Menyusuri jalanan, banyak sekali orang-orang berangkat bekerja, muda-mudi berangkat ke sekolah, sopir-sopir mengantarkan barangnya, para penuntut ilmu yang kononnya menjadi orang yang besar karena gelar maha-nya  bergegas menuju tempat menuntut ilmunya. 

Menunggu, menunggu, menunggu dan menunggu, "iya baik anak-anak"

Hari yang cukup melelahkan, namun sedikit berbeda dari yang seharusnya, dan pulang lebih awal. Belum genap sebulan tinggal ditempat ini, beradaptasi dengan suasana ini, hidup dilingkungan seperti ini. Rasa bosan sering datang, karena selama disini adalah sebuah perjalanan yang melingkar, datang ke tempat yang sama, pulang ke tempat yang sama pula. 

Salam literasi. 

Senin, 22 Agustus 2022

Day 1 "Kosong"


Hari pertama menulis, yang sebelumnya belum mengalami hal seperti ini, hanya menjalani aktivitas harian layaknya manusia biasa, kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya, akan ada tulisan-tulisan tentang hidup, perjalanan, dan cinta. 

 Hari pertama memasuki bangku perkuliahan, dengan 1 mata kuliah di pagi hari hingga matahari terbit lebih tinggi, tetapi tak setinggi realita yang ada. Setelah mata terbuka, bergegas menuju tempat yang istimewa untuk berfikir, awal menjalani kehidupan untuk diri yang lebih dipandang baik oleh orang lain. 

Matahari semakin menjulang tinggi menyoroti bumi yang indah namun perlahan keindahan itu diambil oleh penghuninya sendiri. 

Di sebuah pesisir lautan, duduk, mengobrol bersama kedua teman, bercerita, bergurau dan baru tau ternyata ada tempat seperti ini, namun banyak misteri yang belum aku tahu. 

Kubergegas pulang, mencari mangsa mengisi kekosongan untuk memulai energi baru melanjutkan misteri-misteri yang akan datang. 

Salam literasi. 

Pawon: Peparing Mawon Acara Memperingati Satu Suro Di kaki Gunung Arjuno

17 Juli 2023 Pukul 15.20 saya dan rombongan tiba di pos 1 Ontobugo. Kegiranganlah saya, setelah beberapa hari berada pada rimba ...