Bagi warga negara berbasis demokrasi pasti tidak asing lagi dengan kata "Money Politic" atau politik uang(serangan fajar) . Politik uang bisa dibilang sebuah tradisi dalam berebut kursi dalam pemerintahan tingkat rendah maupun tinggi. Apakah yang menjadi dasar para politikus melakukan hal tersebut?
Tidak dapat dipisahkan jika dalam mencari suara rakyat yang notabennya memiliki sumber daya manusia rendah, dengan mudahnya membeli suara tersebut. Karena pada dasarnya jika disuatu negara memiliki sumber daya rendah, rakyat yang didalamnya akan menerima dan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan keinginan atau sekedar bisa bertahan hidup.
Cara bertahan hidup rakyat kecil tidak dapat dipungkiri akan mudah menerima uang dengan tanda kutip tertentu, karena rakyat kecil tidak memperdulikan atau hanya sekedar mengikuti arahan yang diberikan, dan memperoleh timbal balik secara spontan melalui uang. Uang adalah segalanya untuk bisa menjalankan kehidupan, rakyat kecil apalah daya yang tidak memiliki power, hanya turut, tunduk, berbangsa dan bernegara.
Para politikus melakukan segala cara untuk bisa memperoleh kursi yang diinginkannya. Terdapat sebuah tanda tanya besar yang patut sama-sama kita curigai. Bagaimana bisa sesorang mengeluarkan banyak yang dan tenaga, jika peluangnya 1:10. Ada apakah di kursi pemerintah, sehingga banyak sekali yang memperebutkannya.
Jika dilihat dari sisi Demokrasi yang berasal dari kata demos "rakyat" kratos "kekuasaan" Bahwasanya kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat, pemerintah hanyalah sebuah tangan kanan, penyampaian, pengatur yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyat dan bangsanya. Jika tujuannya benar adanya untuk rakyat, maka dengan mudah para politis memperoleh suara rakyat, dalam faktanya suara rakyat didengar jika ada maksud dan tujuan tertentu. Jika pada masa kampanye dengan janji manis dan tingkah sopan santun yang menggebu dengan hebatnya, tetapi jika sudah terpilih seakan lupa dengan yang dijanjikan, karena sibuk mengembalikan modal besarnya. Akan tetapi berbeda pula para politikus yang sudah mengeluarkan banyak uang yang tidak terpilih juga tidak kalah hebatnya, sehingga menjadi gila akal karena hilangnya sebuah ketulusan untuk keserakahan.
Sampai kapan kita sadar bahwa para pemerintah memiliki banyak segelintir orang yang benar-benar memikirkan rakyat. Sudah masanya rakyat bergejolak dan merubah kebobrokan pemerintah yang hanya mementingkan kroninya. Menginginkan sebuah negara berkembang menjadi negara maju, dengan memperbaiki sistem sumber daya manusia tersebut, menenggakkan hukum dan menghilangkan sebuah budaya Money Politic yang terus bergelora. Jika kita tetap menyalahkan sebuah pemerintah yang gagal membawa kearah kemajuan, rakyat juga seharusnya bisa intropeksi diri, mengapa memilih politikus tersebut. Dalam hal kecil, jika sebuah sistem yang seharusnya berjalan tanpa adanya uang saku, maka tidak akan ada ketergantungan dan kebiasaan tersebut. Keserakahan untuk memperoleh sesuatu adalah awal dari sebuah kehancuran. Semoga segera adanya introspeksi membangun sebuah negara maju untuk kesejahteraan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar