Malioboro sebagai pusat penggerak perekonomian di wilayah Kota Yogyakarta. Para wisatawan hilir-mudik mendatangi Malioboro, berbelanja cenderamata khas Yogyakarta ataupun hanya menikmati suasana jalan Yogyakarta yang terkenal itu. Para wisatawan datang dan pergi menggunakan banyak transportasi yang tersedia. Bus pariwisata, Kendaraan pribadi, Gojek, Gocar, Trans Yogya, Andong dan Becak Motor.
Pada era modern ini wisatawan dengan mudahnya mengakses transportasi umum yang tersedia di segala penjuru wisata Yogyakarta. Dibalik itu semua banyak hal positif yang di dapatkan mudahnya akses transportasi seiring berkembangnya ilmu dan teknologi. Di sisi lain transportasi umum tradisional semakin tersingkir dan kurang mendapatkan perhatian, khususnya para Pembecak.
Becak dahulu di kayuh oleh tenaga manusia, sekarang berganti menggunakan mesin yang kini bernama Becak Motor. Jika di Yogyakarta bernama Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY). Meskipun penggunaan Becak Motor dianggap sama halnya menggendarai Sepeda Motor, namun kini di area Yogyakarta kurang di mendapat perhatian dianggap masih Tradisional dan kurang efesien. Persaingan yang ketat terhadap tranportasi yang modern lebih efesien dan cepat kian merambah. Contohkanlah GO-JEK dan GO-CAR kita tinggal buka aplikasi yang bersangkutan dan memesan sesuai dengan tujuan. Pembayaran pun lebih efesien melayani Cash maupun Qris.
Trans Jogja pula, kita cukup berhenti di Halte dan diarahkan kepada petugas ingin pergi kemana, pembayaran pun semakin modern menggunakan E-Toll dan Qris tidak melayani cash dengan harga tarif reguler Rp 3.600, sedangkan pelajar Yogyakarta hanya Rp 60, dan lansia Yogyakarta hanya menunjukkan KTP alias Rp 0. Dengan rute Trans Yogya yang tersedia. Kemudahan demi kemudahan penunjang transportasi digalakkan oleh pemerintah Yogyakarta, demi mengurai kemacetan yang ada.
Transjogja dan Becak- Facebook kota Jogja
Andong, turunan kereta kencana Kesultanan, kendaraan tradisional yang bertenaga kuda masih sangat diminati daripada becak motor yang sama-sama tradisional, namun keistimewaan andong tersebut yang menjadi saya tarik wisatawan, meskipun harus merogoh kocek lebih daripada tranportasi lain. Andong dikemudikan oleh Pak kusir yang berpakaian rapi dengan khas busana batik(lurik) menggunakan jarik yang menjadi daya tarik tersendiri.
Andong: bakpiakukustugu.co.id
Pada akhirnya pula Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY) sering mengalami gesekan terhadap Transportasi umum di Yogyakarta sendiri karena persaingan yang tidak seimbang. Para pembecak motor ingin mendapatkan perhatian dan kesejahteraan yang seimbang oleh pemerintah yang diharapkan sama-sama mendapatkan keuntungan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para orang kecil seperti ini, bekerja untuk bisa makan pada hari ini dan esok. Pendapatan yang tidak seberapa menjadi kajian yang perlu ditinjau kembali demi kesejahteraan rakyat kecil di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar