Senin, 03 April 2023

Menelisik Taman Sari Tempat Kesenangan Sri Sultan Yogyakarta

Taman Sari: twitter @aMfrazing


Taman sari merupakan salah satu objek wisata sekaligus cagar budaya peninggalan Kesultanan Yogyakarta. Terletak di Jalan Rukun Kampung Taman, Kemantren Kraton, Yogyakarta. 

Taman sari di bangun pada tahun 1758 era Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwana I. Dalam kutipan buku Taman Sari (1993) Djoko Soekiman. Taman Sari dibangun sebagai bentuk penghargaan para permaisuri yang menemani sri sultan pada era peperangan Giyanti. Selain itu Taman Sari digunakan sebagai tempat melepas penat dan hiburan bagi Sri Sultan Hamengkubuwana I, permaisuri, keluarga dan selirnya. 

Di area Taman Sari terdapat kolam pemandian yang terbagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Sri Sultan), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Sri Sultan).  

Di kutip dari twitter dengan akun @HizbutTembakau terdapat menara yang digunakan Sri Sultan untuk mengawasi atau melihat pada selir-selirnya yang sedang mandi di kolam Umbul Pamuncar. Tepat di belakang menara tersebut terdapat Kolam Umbul Panguras tempat Sri Sultan mandi, tidak jarang juga Sri Sultan mengajak selir pilihan mandi bersama. Selain itu dibawah tangga menara terdapat kamar yang digunakan Sri Sultan untuk bercumbu dengan selir pilihannya. 

Pada saat memilih selir untuk menemani Sri Sultan, Sri Sultan membawa kembang kantil yang nantinya dilempar dari menara. Tujuannya adalah agar para selir berebut bunga kantil, selir yang mendapatkan bunga kantil tersebut yang akan menemani Sri Sultan. Dikutip dari twitter @TsubasaOzzoro berdasarkan penuturan tour guide Taman Sari. 

Jika dikaitkan dengan hal itu. Sri Sultan memiliki selir dan Taman Sari sebagai tempat hiburan, bukan serta-merta untuk memuaskan kebutuhan biologisnya saja. Banyaknya selir sebagai simbol Kekuatan dan kekayaan yang dimiliki untuk memikat banyak wanita. Melalui semboyan Harta, Tahta, Wanita yang menjadi pendoman Kesultanan. Selir di Kesultanan Ngayogyakarta dinikahi Sri Sultan secara nikah siri, sah secara agama, tetapi tidak tercatat di mata hukum. 

Banyaknya istri selir juga sebagai simbol  kekuasaan Kesultanan yang dipengaruhi asal daerah para selir Sri Sultan yang nantinya menjadi bagian kekuasan Kesultanan. Maka dari itu wilayah kekuasaan Kesultanan akan bertambah jika memiliki istri dan selir dari berbagai wilayah. Banyaknya istri pula sebagai peluang Sri Sultan memperoleh keturunan anak laki-laki, karena laki-laki yang akan meneruskan tahta Kesultanan. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pawon: Peparing Mawon Acara Memperingati Satu Suro Di kaki Gunung Arjuno

17 Juli 2023 Pukul 15.20 saya dan rombongan tiba di pos 1 Ontobugo. Kegiranganlah saya, setelah beberapa hari berada pada rimba ...