Sabtu, 24 September 2022

Kearifan Lokal Tradisi Nyadran Masa Pandemi Covid-19 masyarakat Kabupaten Sidoarjo


Nyadran masyarakat Bluru Kidul
baguswahyupurnomo.blogspot.com

Negara Indonesia adalah bagian dari negara beribu kepulauan, kemajemukan Indonesia menyebabkan banyak keberagaman yang tidak bisa terpisahkan dari zaman nenek moyang hingga era modern ini. Kebudayaan Indonesia lahir dari kebiasaan masyarakat terdahulu. Agust Comte menjelaskan bahwa semakin maju atau modern kehidupan masyarakat, semakin tertinggal kegiatan spiritual dalam kehidupan masyarakat. Namun, pada era modern ini masih ada masyarakat yang terlibat dalam kegiatan spiritual. 

Sidoarjo adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, yang lebih terkenal dengan "Lumpur Lapindo", selain itu di desa Bluru Kidul Sidoarjo memiliki kearifan lokal yaitu Nyadran yang masih dilakukan hingga saat ini. Nyadran adalah wujud kombinasi unsur kebudayaan antara kepercayaan, seni dan menyikapi rasa bersyukur atas limpahan sumber daya alam, yang dimana menjadi tradisi resmi masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Tradisi Nyadran pada umumnya dilaksanakan sebanyak satu kali dalam setahun. Musim kemarau merupakan latar waktu yang tepat merayakan Tradisi Nyadran. 

Tradisi Nyadran masyarakat Desa Bluru Kidul Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang notabennya bermata pencaharian sebagai nelayan setiap tahunnya melakukan Tradisi Nyadran yang dilatar belakangi sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Sedekah Bumi).


 Tumpeng source: kitchenofindonesia

Masyarakat membuat Tumpeng (“tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran” yang artinya berkiblatlah kepada . pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju jalan Allah.) bentuk representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia, dan manusia dengan sesamanya. Bentuk kerucut yang menjulang ke atas juga disimbolkan sebagai harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin 'tinggi' atau sejahtera. 

Tumpeng tersebut dibawa ke makam Dewi Serdadu (Ibu Sunan Giri dan leluhur di daerah Bluru Kidul) di Desa Kepetingan, dan kenapa dinamai Desa Kepetingan? Karena dahulu Dewi Serdadu mencari anaknya (Raden paku/Sunan Giri) yang dihanyutkan ke laut oleh ayahnya Dewi Serdadu yaitu Raja Blambangan karena perseteruan, namun Dewi Serdadu malah hanyut terbawa ombak  kearah Sidoarjo, yang dimana jasad beliau digotong oleh kepiting-kepiting menuju tepian pesisir Sidoarjo, maka dari itu daerah tersebut disebut "Kepetingan"

Setelah masyarakat membawa tumpeng dan berbondong-bondong menuju makam Dewi serdadu mereka melakukan pengajian dan berdoa atas wujud rasa syukur telah diberikan hasil laut yang melimpah, setelah itu tumpeng tersebut dimakan bersama- sama oleh masyarakat yang melakukan Tradisi Nyadran tersebut. 


   Masyarakat melakukan doa di Makam Dewi Serdadu: 
baguswahyupurnomo.blogspot.com


Tradisi Nyadran saat Covid-19

Modernisasi tidak dapat menyurutkan pola kebiasaan sehingga nyadran menjadi tradisi yang tetap lestari meskipun masyarakat mengalami fase transisi (Arifin dkk., 2018). Tradisi Nyadran pun mengalami perubahan pelaksanaan sejak kondisi kehidupan masyarakat pada saat pandemi Covid-19. Nyadran pada saat pandemi tidak dilaksanakan sebagaimana tradisi di setiap tahun.

 Dikutip dari Kompasiana "Tradisi Nyadran saat pandemi tidak dilakukan sebagaimana mestinya, tetapi diganti dengan kegiatan doa dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing, dikarenakan panduan dari pemerintah agar masyarakat menjalankan protokol kesehatan."

Serta siasat penerusan keberlangsungan Nyadran melalui instrumen teknologi sebagai jembatan interaksi masyarakat. Dikutip dari penelitian mahasiswa Unesa Fierla S. Dharma Kusuma1

"Beberapa partisipan seperti subjek F menggunakan gawai dan internet dalam optimalisasi interaksi sosial para aktor yang mengikuti Nyadran. Penggiatan doa dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing."

"Disisi lain, informan A menyadari keterikatan makna tradisional dalam Nyadran di tengah pandemi COVID-19. Sosok orang tua yang berpartisipasi pada Nyadran di tahun sebelumnya membuat A menjadi penerus tradisi meski dengan kondisi yang berbeda. Pemahaman Nyadran bagi A sendiri atas tradisi tersebut menjadi pertahanan budaya sosial masyarakat sebagai cara adaptif dengan peningkatan intensitas pergerakan masyarakat modern."

Tradisi pun berubah pada saat pandemi COVID-19. Nyadran sebagai salah satu tradisi masyarakat Kabupaten Sidoarjo pun masih berjalan meski di tengah aturan pembatasan massa skala besar.  Meskipun begitu masyarakat masih berpartisipasi dalam tradisi Nyadran ditengah pandemi ini, walaupun terdapat kesenjangan urgensi protokol kesehatan. Dalam pemikiran Max Weber, rasionalitas tindakan sosial manusia berperan aktif dalam kehidupan sosial

Yang dapat diartikan meskipun  adanya Pandemi Covid-19, tradisi nyadran tetap dilakukan dengan berbagai cara,  dan menurut penulis yang berasal dari Sidoarjo, kegiatan Nyadran tersebut tetap dilakukan seperti sebelumnya, namun dengan pembatasan yang lebih ketat sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Covid-19. 


Iringan sound system musik, 
source: @fjr_audio_chanel


Meskipun mayoritas yang melakukan Tradisi Nyadran adalah golongan tua, begitu banyak cara yang dilakukan, seperti yang penulis ketahui Perayaan Nyadran tidak hanya dilakukan di Desa Bluru Kidul, namun di Desa Balongdowo dan juga Desa Sawohan.

 Pada perayaan Nyadran di Desa Balongdowo dilakukan dengan menggunakan perahu Menuju dusun Kepetingan Desa Sawohan Kec. Buduran. Perjalanan ini melewati sungai desa Balongdowo, Klurak kali pecabean, Kedung peluk dan Kepetingan (Sawohan) dengan tujuan akhir makam Dewi Serdadu. Nah perahu-perahu tersebut selain ditumpangi oleh peserta Nyadran juga diberi Salon, atau sejenis Sound System yang bertumpuk-tumpuk dengan iringan musik ataupun lagu-lagu dangdut dan lainnya (battle music) yang membuat Golongan Muda tertarik dengan perayaan Nyadran tersebut sebagai bentuk rasa syukur, kesenangan terhadap hasil bumi nelayan dan upaya mengajak generasi muda melestarikan Tradisi Nyadran. 


Source: https://rumahsosiologi.com


Sidoarjo yang termasuk kabupaten yang diserbu dengan industri-indutri modern dan perkembangan zaman yang semakin pesat-pun, masih tetap melestarikan Tradisi Nyadran, Potensi Tradisi Nyadran ini berpeluang sebagai pengenalan wisata budaya, sama halnya yang terjadi di Bali, yang dimana pada saat Upacara Adat Ngaben atau lainnya  banyak sekali wisatawan yang melihat, ikut serta mempelajari ataupun mengenal potensi budaya Indonesia tersebut. Tradisi Nyadran pun pasti bisa demikian. 

Salam literasi. 


Referensi:

Winisudo, Ridho Tri. Fauzi, Agus Machfud(2021) jurnal, Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan TAJDID Vol. 24 No. 2 (2021) Rasionalitas Tindakan Sosial dalam Tradisi Nyadran di Desa Bluru Kidul Kabupaten Sidoarjo https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/tajdid/article/view/3132/2219

Dharma Kusuma, Fierla S. (2021) Inovatif Volume 7, No. 2 September 2021 e-ISSN 2598-3172 Rasionalitas Tradisi Nyadran Masa Pandemi Masyarakat Kabupaten Sidoarjo https://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/article/view/216

Bambang (2022) Tradisi Nyadran Budaya di Sidoarjo pada masyarakatnya https://www.kompasiana.com

Armandani Sony(2021) Nasi Tumpeng Identik dengan Perayaan Penting? Yuk Kenali Faktanya! https://kawn.co.id/nasi-tumpeng-identik-dengan-perayaan-penting-yuk-kenali-faktanya/

Ratna Eni, Neni Dewi(2021) Makna Tumpeng  Dalam kehidupan Manusia Jawa https://atb-bandung.ac.id/berita/makna-tumpeng-dalam-kehidupan-manusia-jawa




Selasa, 20 September 2022

Resensi Novel "Salvador Dali I Am Surealism"

 

Salvador Dali: I Qm Surrealism
Adelina Z. Rosa
Editor: Hasta Nindita
Desain sampul: @Katalika_Project
Layout: Ipal
Cetakan Pertama September 2020
ISBN 978-623-95341-1-0
viii+205 Halaman
13×19 cm

Salvador Dali, dalam beberapa tahun terakhir ""dirayakan"" kembali setelah wajahnya dijadikan topeng di serial La Casa de Papel atau Money Heist yang mendunia itu. Siapakah Salvador Dali? Mengapa sosoknya dijadikan ikon serial Money Heist, yang bahkan kini topeng dirinya ditemui di banyak aksi protes di berbagai belahan daerah?
Kisah hidup Salvador Dali, sang pelopor aliran seni surealis ini coba dibahas di buku ini. Tak sekadar perjalanannya sebagai seniman dan pembahasan karya-karyaya, namun juga bagaimana masa kecilnya, kisah cintanya, relasi dan perseteruan dengan teman-temannya, hingga kaitannya dengan situasi politik saat ia hidup. Membaca kepingan-kepingan kisah Dali, persis seperti melihat karya-karyanya: nyentrik dan kontroversial. Salvador Dali I Am Surealism
Unsur intrinsik: Tema: Bercerita tentang tokoh surealisme, surealisme. aliran seni yang digambarkan dalam buku ini adalah pemikiran seni yang mengedepankan dorongan kreativitas yang datang dari alam bawah sadar diri seseorang. Pada tahun 1920 aliran seni dan tulisan surealisme berkembang.

Latar: Tempat dan waktu Cadaques dan musim panas "Dali dan keluarganya menghabiskan musim panas di Cadaques dan bertemu dengan Ramon Pichot"
Suasana "Hubungan dengan kelompok surealisme, khususnya Breton memburuk akibat pandangan politik"

Alur: Maju dan pada bagian akhir maju mundur karena penceritaan kilas balik orang dinikahi Dali
Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat, karena penulis menyebutkan Nama dari cerita perjalanan Dali

Amanat "Jadilah orang yang berpendirian teguh, pede dengan penampilan sebagai  bentuk aliran seni yang dicintai dan berani mengkritisi guru sekalipun jika itu sebuah kesalahan atau kekeliruan. “
Unsur ekstrinsik: Penulis menceritakan kembali tentang Tokoh Salvador Dali, karena Dali menceritakan sebagai simbol perlawanan dan kebangsaan nasional, serta Dali dijadikan inspirasi serial Money Heist sebagai simbol dari revolusi, perlawanan dan kemarahan terhadap "sistem". Topeng bentuk Dali digunakan sebagai simbol aksi protes dan unjuk rasa, di Puerto Rico pada Juli 2019.

Dali menurut saya juga digunakan sebagai panutan dalam Film Serigala Terakhir yaitu Tokoh Alex, yang dimana Alex selalu berani, memberontak, melawan musuhnya, yang ingin memanfaatkannya, terutama membela keluarganya. 
Penokohan: Dali perpendirian teguh. Ayah tegas. Ibu penyayang.  "Ayahnya Dali, Salvador Dali y Cusi merupakan seorang pengacara dan notaris yang memiliki gaya asuh disiplin cukup keras. Berbeda dengan ibunya, Felipa Domenech Ferres yang memiliki gaya asuh lembut dan cenderung memanjakan Dali, khususnya dalam hal seni."

Salam literasi. 

Senin, 12 September 2022

Resensi Novel " THE GIVER: SANG PEMBERI"


 The Giver by Lois Lowry

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Penerjemah: Ariyantri Eddy Taman

Editor: Barokah Ruziati

Proofreader: Primadonna Angela

Desain dan Ilustrasi Cover: Staven Andersen

  • Ukuran : 13.5 x 20 cm
  • Tebal : 232 halaman
  • Terbit : Agustus 2014
  • Harga : Rp. 48.000,.
  • ISBN : 978-602-03-0668-1


Sinopsis: Dunia jonas adalah sempurna. Segala sesuatu kehidupan yang ada di komunitas Jonas diatur dan terkendali. Tidak ada ketakutan, kesakitan, emosi, cinta, kebebasan, tidak ada pilihan semua orang memiliki peran di komunitas tersebut. Karna pemikiran yang terlalu jauh, para pendahulunya memutuskan untuk hidup dengan cara begitu. Membuat kesamaan, mempermudah segala sesuatu bagi semua orang. Saat Jonas menjadi dua belas, dia terpilih menjadi penerima yang dilatih secara khusus oleh sang pemberi. Selama ini sang pemberi memegang ingatan rasa sakit dan kenikmatan hidup. Dan saat itulah Jonas menerima kebenaran dan tak ada jalan untuk kembali. 


Unsur intrinsik dan ekstrinsik

1. Tema yang diangkat adalah kehidupan sosial yang dimana kehidupan dalam cerita Jonas, diatur sedemikian rupa. 


2. Alur cerita maju: Dimulai sebelum Jonas melakukan upacara ke dua belas hingga menerima memori masalalu oleh sang pemberi hingga Jonas dan Gabriel memutuskan pergi. 


3. Latar tempat : Bukit salju, padang rumput, hutan ketika Jonas memutuskan pergi. 


4. Latar waktu: Pagi, siang, malam pada saat Jonas melakukan perjalanan pergi. 


5. Latar suasana: menyenangkan karena Jonas diberikan ingatan kesenangan selayaknya hidup tanpa diatur oleh komunitas tersebut. 

Menyedihkan: Disaat Jonas tau apa itu pelepasan

Menengangkan: Disaat Jonas dan Gabriel melakukan perjalanan diintai oleh pesawat yang mencari mereka. 


6. Sudut pandang orang ketiga tunggal, karena penulis menyebutkan nama tokoh secara langsung dan kata ganti orang ketiga yaitu dia. 


7. Watak penokohan: Jonas:  berani pada saat melakukan pelatihan penerimaan ingatan yang menyakitkan. 

Sang pemberi: baik, karena sang ingin mengembalikan ingatan baik kepada komunitas tersebut. 

Ayah: Naif, karena sang ayah melakukan Pelepasan

Ibu: baik perhatian terhadap anak anaknya


8. Amanat: Jangan menyerah untuk menegakkan keadaan/melakukan perubahan baik kepada kehidupan,  peduli terhadap sesama, jangan berbohong dan bersyukur atas kehidupan yang ada sekarang. 


9. Kelebihan: Mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan terus berusaha memilih hal yang baik untuk kehidupan. 

Kekurangan: Jalan cerita kehidupan yang diatur sedemikian rupa dari bayi hingga dewasa sudah memiliki peran masing-masing dan monoton kehidupannya , serta jika dianggap gagal orang tersebut menerima pelepasan. Cerita menggantung pada endingnya, meskipun pembaca bisa berspekulasi pada akhir cerita tersebut. 


10. Biografi Penulis

Lois Ann Hamersberg, atau lebih dikenal dengan Lois Lowry, adalah penulis asal Amerika yang lahir pada 20 Maret 1937, yang berarti sekarang sudah berusia 78 tahun ini, di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Buku The Giver menerima penghargaan Newberry Medal 1994. "Best book for young adults" "ALA notable children's book"

Yang saya sukai di Novel The Giver "Sang pemberi" Karya Lois Lowry adalah tokoh Jonas mengajarkan membuat keputusan yang merubah kehidupan yang tidak diatur dan mencari kehidupan yang selayaknya ada dan tidak terikat. 


Salam literasi. 

Jumat, 09 September 2022

Jangan menua tanpa cerita


 Minggu 15 Agst 21

Mata terbuka, setelah menikmati tidur malam yang sunyi, meskipun tidak nikmat tidur malam tadi, badan rasanya cape, bukan malah semakin membaik, seolah-olah aku kembali berputar diwaktu yang sama, namun gimana lagi? Hidup terus berjalan, waktu terus berputar. Kubergegas bangun dari ranjang yang membosankan menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan sekaligus melaksanakan shalat subuh. 

Mentari mulai menampakkan sinarnya, eh ini hari minggu tidak terasa sekarang minggu besok menuju Senin yang menyebalkan dengan banyaknya tugas tugas, meskipun bergitu ya ku tetap kerjakan mengingat biaya sekolah yang sangat mahal, huhhhh.

Bersiap diri untuk hari minggu, masa' aku cuma rebahan saja? Mentari bersinar dibalik jendelaku seolah-olah memanggilku untuk keluar, rasa malas pudar sehabis mandi tadi, ahahahahah segar sekali hari ini, kupakai pakaian dilengkapi jaket dan sepatu yang dibeli, meskipun jarang memakainya, karena terlalu nyaman dirumah. Aneh, membosankan tapi betah dirumah, kenapa? Karena aku tidak punya uang hahahaha. 

Mengayuh sepeda menyusuri jalanan kota yang ramai dengan komunitas pesepada lainnya. Aku sempat binggung mau kemana, mengingat kemarin malam aku melamun ingin bersepeda menuju tempat yang sering ku kunjungi dahulu, yang disana banyak sekali pohon pepohonan yang rindang, udara masih sejuk tidak ada kepedihan yang terjadi di kota. Namun daerah tersebut cukup jauh untuk aku yang bersepeda ini dan tubuh yang kurang berolahraga. Tak terasa aku mengayuh sepeda cukup jauh, ah sekalian saja, biarkan tubuh ini memuaskan rasa ini yang pedih akan kehidupan.

Ha nafasku terengah-engah, capeknya diriku ini, memaksakan mengayuh terlalu jauh mana tidak membawa minuman sama sekali, bermodal nafsu yang membara untuk menggapai suatu yang tak pasti. Kulihat didepan terdapat bapak-bapak yang cukup tua, kuhampiri beliau sambil beristirahat sejenak. Tak terasa aku mengobrol bersama beliau sambil disodorkan minuman yang diberikannya dan akhirnya mengikuti beliau mengayuh sepeda ketempat tujuan yang aku obrolkan dengan beliau tadi. Oh ya beliau dengan umur 60 tahun masih kuat mengayuh sepeda yang kontur jalanan menanjak, aku kagum dengan beliau mengingat jarak rumahnya lebih jauh dari rumahku. 

Mengayuh sepeda beberapa meter, beristirahat sejenak untuk mengatur nafas karena jalanan yang terus menanjak, namun kusenang sekali karena pemandangan kiri kanan yang takjub bentang gunung berjejer dan bukit bukit yang asri serta udara yang menyegarkan ingin ku rasakan setiap, aku lebih suka hidup dialam, karena alam tidak menyakitkan, alam memberikan ku kebahagiaan apalagi ditemani dia, semoga dia bisa menemaniku Ya.

 Aku lebih senang berteman dengan orang tua, karena beliaulah aku bisa memetik makna kehidupan daripada teman sebayaku yang suka berbicara dibelakang, didalam circle pertemanan masih ada circle pertemanan lainnya, hufft.

Berteman dengan orang yang lebih tua, aku bisa saling bercerita, dan beliau-beliaulah yang mempunyai banyak pengalaman untuk aku yang semu ini. Jangan menua tanpa cerita, carilah kebahagiaanmu, carilah apa yang kau inginkan, tapi ingat tetap berada dijalan yang benar untuk menggapai masa depan bahagia bersama dia. Meskipun saat ini aku masih bermalas-malasan sih ahahahahah.

Tak terasa jalan menanjak telah dilewati bersama beliau, tibalah disebuah tempat yang menurutku takjub, tempat toleransi yang dimana masjid berbentuk seperti klenteng yang megah dan warna yang memanjakan mata. Beristirahat sambil minum dan mengabadikan momen dengan handphone yang kumiliki bersama beliau sambil memakan jeruk yang diberikan tadi bersama untuk meredakan rasa penat mengayuh berpuluh kilometer.

Sekarang ku berada disebuah tempat yang seharusnya ramai akan pengunjung, namun pagi ini sepi hanya beberapa warung yang buka dan pengunjung yang sangat sedikit, kupesan makan dan minum bersama,sambil menikmati segarnya tempat ini sangat sangat kurindukan dan mengingat dia yang ku harapkan kembali, banyak hal yang kulalui dengannya, bertemu tanpa sengaja di sebuah koridor ruang sempit dipinggiran kota, ku mengenalnya begitu takjub, aku mengaguminya namun belum bisa memilikinya. Garis waktu kian berlalu kini aku mengingat dia yang seakan-akan asing, seolah tak saling mengenal, walaupun sesekali berpapasan dan saling menundukkan kepala.

Setelah beristirahat melepaskan segala rasa penat pada pikiran hati dan jiwa raga aku bergegas mengayuh sepeda menuju jalan pulang bersama beliau yang sangat baik sekali telah mentraktir aku dari awal pergi hingga pulang, tak lupa aku ucapkan terimakasih dan semoga Tuhan memberikan hal baik.

Jalanan yang semula menanjak kini berganti menurun, aku lega karena tidak terlalu menghabiskan tenaga, sepeda yang kupakai seolah-olah melesat cepat mengikuti alur jalanan, aku menikmati setiap detik berharga dan pertama kali ini, meskipun panas terik matahari tepat diatas kepalaku semangat jiwa  semakin berkobar, melihat beliau yang tua namun masih kuat mengayuh sepeda, apakah aku kalah dengan beliau yang sudah berumur dan tetap ingin hidup dengan riang gembira seolah tak ada kepedihan yang menghampiri.

Tibalah dipersimpangan jalan, tempat berpisah aku dengan beliau orang baik, lagi-lagi aku berpisah dengan orang yang sangat aku kagumi, lagi-lagi aku kembali ke waktu yang sama, lagi-lagi aku ingin putus asa akan kehidupan ini. Berpisah dengan banyak orang terdekatku yang baik tanpa memandang apapun itu.

Salam literasi 

Selasa, 06 September 2022

Resensi buku Laut Bercerita


  

Judul Buku : Laut Bercerita

Penulis Buku : Leila S. Chudori
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 379 
Harga Buku : Rp 100.000
ISBN : 978-602-424-694-5

Sinopsis
Laut Bercerita, Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

Senin, 05 September 2022

Candu yang tak terbalaskan


Candumu adalah syahdu ku,

Rindumu teringat halusinasi ku

Sejenak hatiku membeku,

Tak berucap pikiran membisu


Rindu ruai tak kunjung datang 

Kudisini menanti yang tak jua terbalaskan...

    

Haru, jemu kurasakan setiap waktu

Berdetak kencang denyut hatiku

Sunyi, senyap tak menyapa

 

Rasa pilu bertabur kaku 

Sepenggal luka tergores didada

Lelah samar kurasakan,ku menunduk, 


"Inikah kehidupan ku?                  Tetap menanti                          suatu yang tak pasti?"

Aaahhh,..Sudahlaah mungkin ini awal cerita cintaku.



6 Februari 2020/21:04

Sabtu, 03 September 2022

Tantangan Menjadi Mahasiswa, Serta Culture Shock Didalamnya


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam. Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah, sehingga saya bisa menulis cerita ini. Perkenalkan nama saya Rakha' Raditya, yang berasal dari sidoarjo Jawa Timur. Saya terlahir dari keluarga bisa dibilang berkecukupan, karena kalau banyak pasti tidak cukup, kalau pas pasti cukup.

 Selama menempu pendidikan dari mulai Sekolah Dasar hingga bangku perkuliahan, jarak yang paling jauh menempuh pendidikan perkuliahan ini. Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas masih dalam lingkup satu kecamatan dengan desa saya bertempat tinggal. 

Mengapa di Universitas Trunojoyo Madura? Banyak sekali PTN di area Surabaya yang lebih dekat dengan tempat tinggal saya Sidoarjo. Dulu saya memikirkan, "Bagaimana caranya bisa masuk PTN" Ibaratnya saya mencari peluang yang lebih dan anggapan saya jika di PTN, biaya bisa ditekan, meskipun realitanya tergantung pribadi masing-masing. 

"Bagaimana caranya bisa menekan biaya sehari-hari?" Tips n Trik dari saya sendiri adalah memasak, dengan memasak jauh lebih murah pengeluarannya, masak itu gampang, sekarang banyak sekali bumbu-bumbu instan, tinggal tuang, potong-potong, dikira-kira rasanya, selesai. Jika ada kemauan pasti bisa. Tips yang kedua adalah mengeksplor rumah makan, entah secara langsung ataupun dari omongan teman. Mengeksplor tidak hanya rumah makan, bisa tempat foto copy, printer dan kebutuhan perkuliahan. Saya rasa ada beberapa tempat di area  kampus ini cenderung mahal dalam bidang kebutuhan mahasiswa, khususnya pada saat Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru(PKKMB). Pada saat itu banyak Maba mencari kebutuhan PKKMB ini, dan beberapa penyedia kebutuhan ini menaikkan harganya. sama halnya seperti hukum ekonomi "Semakin susah barang tersebut dicari, maka semakin mahal pula harganya."  Itu hanya beberapa saja. 

Sebelum bisa menjadi mahasiswa UTM ini, saya berusaha, kebetulan pada saat itu menerima Jalur Undangan dan mendapatkannya harus bisa memaksimalkan nilai SMA dari semester satu hingga semester enam. Meskipun pada akhirnya jalur undangan saya ditolak juga oleh UTM. Saya sadar, mungkin bukan rezekinya dan kemampuan saya juga tidak tinggi.

 Jalur undangan atau SNMPTN ini hanya bonus bagi yang beruntung, tidak hanya beruntung, banyak tips n trik untuk bisa lolos SNMPTN, mulai dari belajar memaksimalkan nilai SMA, dan saat memiliki jurusan juga harus realistis sesuai keinginan dan kemampuan kita dengan pertimbangan jumlah alumni sekolah yang masuk dalam PTN yang dituju, nilai rata-rata masuk PTN tahun sebelumnya. Jangan terlalu idealis saya harus bisa masuk PTN dengan jurusan ini, itu terkadang bisa membunuh ekspetasimu dan saya yakin jika mempertimbangkan tips tersebut bisa lolos SNMPTN dengan lebih muda dan tentunya dengan bantuan jalur langit(beribadah). 

Jika beruntung menjadi penerima jalur undangan, jangan senang terlebih dahulu, itu bukan berarti bisa masuk PTN, itu satu tahap tiket masuk, dan akan diseleksi lagi, maka dari itu harus mempersiapkan SBMPTN untuk plan kedua, ketiga, keempat. Dahulu saya meskipun jadi salah satunya, tetap belajar sedikit demi sedikit, banyak Tryout, pembelajaran dari platform media sosial, mulai dari ruang guru, Zeniuz, Pahamify,  Quiper dan kebetulan saat  SMA daring dahulu pihak sekolah memberikan akses quiper tersebut dan banyak sekali di sosial media seperti instagram memberikan tryout pembelajaran Gratis. 

Dahulu saya juga demikian mengikuti tryout-tryout gratis, dan salah satu grup Whatsapp pembelajaran yang didirikan oleh beberapa mahasiswa Indonesia, jika ingin tahu bisa cek Instagram "meraihmimpibersama_" saya juga menjadi bagian dari mereka, yang nantinya memberikan pembelajaran bagi calon mahasiswa dengan latihan soal-soal, beberapa materi, informasi PTN, tryout gratis. 
Berkat pembelajaran tersebut saya akhirnya bisa lolos SBMPTN dengan dorongan-dorongan diri sendiri dan mereka semuanya.Tentunya dengan bantuan doa orangtua, Jalur langit/beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah salah satu hal yang penting jika kita menginginkan sesuatu dan jangan dilakukan pada saat butuhnya saja, itu bukan hal yang baik. 

Setelah resmi menjadi Mahasiswa Universitas Trunojoyo saya menyiapkan dokomen-dokumen, serta memberikan informasi kepada teman-teman saya yang belum beruntung dalam SBMPTN ini, untuk mencoba jalur lainnya, dan alhamdulillah teman-teman saya dapat menjadi bagian mahasiswa PTN yang diinginkan. 

Awal Agustus persiapan PKKMB dimulai, saya dan teman saya kebetulan dahulu satu sekolah kini menjadi satu Universitas dan satu Program studi juga, menyiapkan mulai dari buku, kelengkapan pakaian, tugas-tugas koreo dan banyak lagi.

  Pada saat hari pertama hingga hari ketiga PKKMB Sakera,  diberikan materi-materi tentang lingkungan kampus, tetapi sangat disayangkan terdapat kejadian buruk pada hari terakhir yaitu kekacauan pada saat pembentukan koreo, panitia Universitas terdapat kesalahan komunikasi dengan panitia Fakultas, semua kacau balau, pembentukan koreo yang seharusnya belum terselesaikan hancur, kekacauan terjadi, banyak mahasiswa baru ketakutan, terjadi keributan, bentrok antar panitia. 
Saya mahasiswa baru menilai "Universitas Trunojoyo Madura gini ya, kita mendapatkan kesan buruk pada hari terakhir" seperti demo-demo yang terjadi, saya kira panitia PKKMB universitas dan pantia ospek Fakultas berteman baik, ternyata tidak dengan realita yang ada, atau hanya drama? Saya rasa bukan, beberapa mahasiswa baru di tarik, ditanya " YANG FAKULTAS TEKNIK KELUAR" Padahal pada saat itu kita mahasiswa baru, panas-panasan membentuk koreo, suasana kacau, gerah, ada beberapa mahasiswi yang pingsan. Kita mahasiswa baru pada Pada pengenalan Universitas diberikan kesan tersebut? Pantas kah? Membuat koreo membutuhkan biaya, hancur begitu saja. Saya rasa hal ini terjadi karena pada saat penampilan ukm hari terakhir melebih batas yang ditentukan dan berimbas pada pembuatan koreo yang semakin sore, berakibat  mahasiswa baru dari ospek Universitas yang seharusnya diserahkan ke panitian ospek Fakultas terhambat lama, Tetapi keributan tersebut seharusnya tidak terjadi, caranya bisa dilakukan dengan humanis, dikomunikasikan, welcome dan tidak menjadi kesan buruk pengenalan lingkungan kampus untuk mahasiswa. 
Saya rasa kejadian tersebut banyak sekali di kampus-kampus ternama, tetapi tidak ada yang speak up tentang permasalahan tersebut, diam tunduk adanya. 

Setelah ospek Universitas selama 3 hari tersebut, dilanjutkan dengan ospek Fakultas selama 3 hari juga dan ospek Prodi selama 2 hari. Banyak pengalaman yang didapatkan selama pengenalan lingkungan kampus di Universitas Trunojoyo Madura tersebut, mulai dari mencari makanan roti sisir, pocong kuning, air tanah, air susu, teh serta istilah lainnya yang bertujuan untuk sarapan bagi mahasiswa baru. Mengerjakan tugas hingga tengah malam, tidur hanya beberapa jam, diberikan uji mental oleh komdis/kpk yang bertujuan membentuk pribadi mahasiswa baru yang disiplin, tepat waktu.

Tidak hanya itu kegiatan ospek ini menarik, mendapatkan pelajaran materi tentang dunia perkuliahan, pendidikan dan kehidupan masa depan, mungkin ada kesalahan yang bisa terjadi kapanpun dan berharap tidak terjadi hal-hal buruk kedepannya lagi. 

Genap sebulan tinggal Mandiri di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura, dan alhamdulillah tetap bisa bangun pagi akibat kebiasaan disiplin sejak dahulu, meskipun banyak sekali culture shock,  budaya yang berbeda dengan  tempat dilahirkannya saya, para teman-teman yang beranekaragam, bahasa-nya, bahkan lingkungan yang sepi di kontrakan saya tinggal, karena lingkup perumahan.
 Tugas-tugas perkuliahan yang membentuk karakter mahasiswa harus bekerja keras, kritis mengaspirasikan pendapatnya, mengerti dan mencari tahu banyak hal, serta mandiri menjalani perkuliahan beberapa tahun kedepan. Berharap dan berusaha apa yang sudah dimulai sejak awal. 

Sekian pengalaman sebagai Mahasiswa baru saya Rakha' Raditya, semoga bisa terus menulis dan menjadi pribadi yang lebih berkembang, berani dan mudah dalam mengatasi permasalahan kedepannya. "Tiada hal yang lebih buruk disetiap perjalanan, kecuali ketakutan-ketakutanmu sendiri."
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 

Salam literasi. 

Jumat, 02 September 2022

Day 12 "Surga Mahasiswa"



Setelah menjalani perkuliahan yang cukup melelahkan, tetapi masih ada matkul  selanjutnya dengan jeda beberapa jam dan jika aku pulang, maka memerlukan waktu tempuh 8 km jika bolak-balik. Untuk menyiasati menyusul teman mengisi energi yaitu makan. 

Warung sederhana, itulah namanya, seperti warung makan pada umumnya, yang terletak pada arah sebelah kanan lampu merah jika kita dari kampus, menuju arah socah/bangkalan kota. 

Sebulan sudah tinggal berkuliah di area Universitas Trunojoyo Madura, baru kali ini menemukan warung makan yang sangat murah daripada warung makan lainya. Sepiring nasi pecel dengan Lauk telur dadar, sayuran, tempe orek dan kerupuk dengan harga 7.000 rupiah. nasi campur, dengan lauk ayam goreng, tempe orek, sambal, mie goreng dan kerupuk dengan harga 7.500 rupiah. Soto semangkuk dengan harga 7.000 rupiah dan banyak menu lainnya. Dengan membawa uang kurang dari 10.000 rupiah bisa kenyang makan beserta minumnya, dengan harga semurah itu tidak hanya sekedar makanan, tetapi sangat banyak porsinya, seperti warung makan yang harganya lebih mahal. Kalian wajib mencoba di Warung Makan sederhana tersebut. 

Faktor apa yang menyebabkan warung makan tersebut lebih murah? Pernah terdengar dari omongan teman-teman, "jika berbelanja di pasar Socah itu lebih murah" Mungkin itu salah satu faktor kenapa makanan di warung sederhana itu lebih murah dari lainnya. Tetapi saya belum terjun langsung berbelanja ke pasar Socah tersebut, mungkin lain hari akan mencobanya dan menemukan fakta sebenarnya. 

Salam literasi. 

Pawon: Peparing Mawon Acara Memperingati Satu Suro Di kaki Gunung Arjuno

17 Juli 2023 Pukul 15.20 saya dan rombongan tiba di pos 1 Ontobugo. Kegiranganlah saya, setelah beberapa hari berada pada rimba ...