Senin, 19 Desember 2022

Hal Sederhana Yang Bisa Mempermudah Masa Depan


muslim terkini.com

 Hingga saat ini Indonesia masih menduduki puncak negara berkembang, mengapa demikian? Indonesia tidak kurang sumber daya alam, Negara penjajah zaman dahulu hingga sekarang secara tidak langsung masih menginginkan kekayaan alam Indonesia, jika terus-menerus tidak ada perkembangan, akan sangat memilukan. Indonesia tidak butuh negara lain, negara lain yang butuh Indonesia. Istilah itulah yang seharusnya terjadi. Akarnya adalah Sumber daya manusia Indonesia yang rendah. Literasi, literasi, dan literasi salah satu solusi. 

 Buku adalah jendela dunia, jika buku tersebut dibaca, dipahami, dan diterapkan, namun berbeda jika buku itu dijadikan bantal karena ketebalannya. Indonesia berhasil mencetak prestasi yang mengenaskan, yaitu urutan kedua negara terendah minat membacanya, hanya 0,001% minat baca masyarakat Indonesia hasil  dari survei UNESCO. 

Tanggal 8 September menjadi hari Aksara Nasional, yang artinya hari literasi, membaca, menulis, numerasi, dan diharapkan meningkatkan ketrampilan individu. Tetapi mengapa minat literasi masyarakat Indonesia masih rendah? Sadarkah orang tua zaman modern ini, Ilmu parenting yang diberikan untuk mendidik anak mengalami kekeliruan, meskipun tidak sepenuhnya. Pola mengasuh, mendidik dan mengajari anak hingga tumbuh seringkali menjadi boomerang bagi kemajuan bangsa. Smartphone menjadi sebuah momok, bayi hingga anak-anak dapat dijumpai sudah dikenalkan Smartphone dengan dalih "agar tidak menangis, agar bisa diam tidak menganggu pekerjaan orang tua" Jika orangtua belum sanggup mendidik dan mengajari anak agar tumbuh dan berkembang yang seharusnya, perlunya kesadaran para orangtua dalam Ilmu Parenting. Mengajak anak bermain dan mengasah pola pikir literasi secara perlahan akan membentuk mindset individu yang lebih memilah sesuatu dengan baik. 


tantiamelia.com

Apakah istilah Childfree akan menjamur masuk di Indonesia beberapa tahun kedepan? Childfree dapat didefinisikan jika pasangan suami istri sepakat untuk tidak memiliki anak. Pola pikir masyarakat modern akan merambah demikian, berbeda pula dengan masyarakat kolot, jika mempunyai banyak anak, maka banyak pula rezeki, dalam tanda kutip "jika orang tuanya rajin bekerja." Dalam perspektif tersebut dapat dikaji pada gerakan Feminisme yang dimana perempuan ingin merdeka, kesetaraan gender digalakkan bahwa perempuan tidak hanya pada dapur, sumur, kasur. Istilah kuno tersebut tidak relevan pada zaman modern, bahwa perempuan juga berhak mendapatkan hak-haknya. Perempuan berhak tidak hamil, melahirkan, dan mempertaruhkan nyawanya. Meskipun Childfree tabu bagi masyarakat Indonesia, mengganggap anak sebagai pelengkap dan generasi keluarga, setidaknya perlu kesadaran orangtua untuk mendidik dan mengajari anak dengan baik dan benar, sehingga tumbuhlah individu yang cerdas. 

Pojok literasi adalah program sekolah sebagai upaya meningkatkan minat membaca siswa dan siswinya. Melalui pengalaman penulis, pada bangku SMP dan SMA literasi mulai digalakkan, pada setiap pojok ruang kelas, terdapat buku-buku bacaan dan wajib dibaca serta diberikan review atau resensi setiap minggunya, meskipun pada era sekarang banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia seperti pada postingan instagram @tereliyewriter seringkali memberikan diskon besar-besar untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, tidak hanya itu penulis-penulis lainnya juga demikian. Tetapi muncullah masalah baru yaitu buku bajakan, buku bajakan menjadi boomerang penulis buku, penulis buku bekerja, berfikir sehingga menghasilkan buku, dengan mudahnya dibajak oleh oknum. Buku bajakan tidak memerlukan banyak modal, sedangkan penulis buku memaparkan pikiran, serta penunjang biaya royalti, biaya produksi, pajak yang membuat harga buku original lebih  mahal daripada buku bajakan. Jika faktor utama adalah uang, sehingga membeli buku bajakan, solusinya bisa meminjam buku di perpustakaan sekolah, meminjam ke teman(ingat harus dirawat dan dijaga), dan era globalisasi telah meluncurkan aplikasi online Perpustakaan Indonesia (IPUSNAS), bisa dengan mudah membaca dengan mengandalkan teknologi, tidak ada alasan kembali untuk memanfaatkan Smartphone hanya untuk game online ataupun scroll saja. Jangan hanya teknologi yang pintar, pengguna-nya harus lebih pintar. 

Mari literasi, tidak hanya sekedar baca buku, tetapi dituangkan hasil pola pikir yang didapatkan setelah membaca buku, menjadi sebuah tulisan maupun argumentasi yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Hal-hal kecil tersebut dapat meningkatkan, mengembangkan sumber daya manusia yang banyak kurangnya agar lebih seimbang, serta membuat Indonesia menjadi negara maju dalam berbagai hal. Bom waktu akan terus berjalan, jika tidak adanya kemauan untuk berubah. meskipun sedikit sangat berarti. 

Salam literasi. 


Kamis, 08 Desember 2022

Di dunia Kegelapan, Lihatlah Bintang Yang Bercahaya


Sumber: noctiluxx/getty image

Dalam pikiran manusia terdapat hal yang tidak disukai, salah satunya ialah melihat suatu yang dapat dipamerkan ataupun dilihat oleh orang-orang sekitar. This is motivation? Motivation is a bullshit. Seseorang mengatakan, "kalau begini, apakah saya masih bisa mendapatkan kebahagiaan seperti sekarang?"

yesyes      yes     yes yes yes
yes yes     yes     yes        yes
yes  yes    yes     yes        yes
yes   yes   yes     yes        yes
yes    yes  yes     yes        yes
yes     yes yes     yes yes yes

"kalau ingatan dan kenangan itu terhapus olehmu, apakah saya bisa mendapatkannya lagi?"

"Tentu, apa perlu kita susun kembali puzzle-puzzle tersebut?" Orang berkata "menyusun pecahan kaca tidak akan bisa kembali seperti semula"

"Itu kamu tau"

"Baik, apakah itu hal yang bodoh? Setidaknya usaha tersebut akan kita hadapi, ntah goresan luka tersebut muncul kembali atau membaik ketika bersama. 

"Mengapa ada kata 'akan'?"
-sicengeng


Ha-ha-ha-ha, mudah sekali!!! 

Mengerti atau hanya mengira-ngira? seseorang memiliki kepribadian ganda atau menginginkan adanya perhatian. 
-di titian masa penantian,  di dalam ruang tunggu akan berlajut. 

Salam literasi. 

Selasa, 06 Desember 2022

Analisis Sosial Kasus Penambangan Desa Wadas

 Konflik wadas terjadi karena, penambangan yang akan dilakukan di Desa Wadas yaitu tambang batu andesit, digunakan untuk bahan baku pembangunan Bendungan Bener yang terletak di Desa Guntur masih satu wilayah di Purworejo. Masyarakat wadas menolak penambangan tersebut karena, lahan-lahan tersebut menjadi ladang pekerjaan mereka, jika lahan tersebut diambil maka, masyarakat akan kehilangan salah satu sumber mata pencaharian-nya yaitu sebagai petani tidak hanya itu, dampak dari penambangan bagi masyarakat Desa Wadas tidak bisa dipungkiri bisa membahayakan kehidupan kedepannya, karena setiap ada pertambangan akan mempengaruhi kondisi alam dan bisa menyebabkan bencana alam yang tak terduga. 

 Pemerintah memilih Desa Wadas dikarenakan jaraknya lebih dekat dengan lokasi pembangunan bendungan bener, dan Wadas berpotensi dengan hasil Batu andesitnya dan dibangunnya Bendungan Bener tersebut akan digunakan sebagai lahan pengairan irigasi pertanian, perkebunan di daerah tersebut, yang bisa bermanfaat secara luas bagi keberlangsungan agraris masyarakat daerah tersebut. Namun kesalahan yang dilakukan pemerintah daerah ialah melakukan tindakan represif, paksaan terhadap masyarakat Desa Wadas untuk menjual tanahnya untuk penambangan baru andesit. Segala proyek pengembangan apapun itu tidak seharusnya menggunakan cara yang dianggap merugikan masyarakatnya, yang ada masyarakat akan bergejolak, menolak dengan tegas proyek tersebut dan realita yang terjadi di desa wadas adalah paksaan, sebuah awal dari kekeliruan, jika pemerintah melakukan pendekatan humanis maka masyarakat akan bisa menerima dengan berbagai pertimbangan dan solusi kedepannya yang dilakukan pemerintah. 

 Berkaitan dengan Teori hegemoni, terdapat masyarakat yang pro dan kontra terhadap penambangan desa wadas, karena beberapa kepentingan atau ada campur tangan terhadap masyarakat pro yang mendukung penambangan tersebut. Pro dan kontra menurut penulis akibat dari ada yang menerima ganti rugi dan belum menerima, dan seharusnya jika proyek penambangan tersebut untuk kepentingan bersama, pemerintah bukan memberikan ganti rugi lahan masyarakat wadas, melainkan membelinya dengan harga yang sesuai dan merata. Maka dari itu timbullah konflik terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dan masyarakat desa wadas yang dimana pemerintah dan masyarakat wadas berbeda kelas, dan mengerahkan pihak kepolisian untuk berdatangan ke desa wadas, yang membuat ketakutan masyarakatnya karena hal itu pernah mereka alami juga sebelumnya, namun masyarakat desa wadas juga berhak menolak penambangan tersebut, karena itu lahan milik mereka dan hak mereka. Seperti hal pada umumnya strata kecil sering tertindas oleh strata besar yang terus menerus terulang. Pemerintah dan masyarakat wadas harus bisa bernegosiasi, membicarakan jalan tengah menguntungkan keduanya, terutama masyarakat wadas, karena jika lahan desa wadas dibeli maka masyarakat kehilangan mata pencahariannya dan hanya diberikan uang hasil penjualan lahan tersebut. Menginggat kejadian di Tuban, desa milyader dadakan, yang dimana masyarakat antusias tanahnya dibeli untuk kepentingan tambang minyak pertamina, namun nyatanya sekarang masyarakat desa milyader tersebut kembali menurun, karena mereka foya-foya dan uangnya habis, mereka kebingungan apa yang dikerjakan lagi. Jika tidak ingin kejadian itu terulang kembali, masyarakat desa wadas jika jadi penambangan tersebut, pemerintah ikut serta mengarahkan yang akan dilakukan masyarakat wadas agar tidak konsumtif dan menggunakan uang hasil lahan tersebut untuk jangka panjang maupun diolah kembali dengan cara membeli lahan kembali, mengasah skil dan minat bakat, mengembangkan desa wadas yang menghasilkan uang berkali-kali lipat. Serta jaminan dari pemerintah bahwa penambangan tersebut bisa diminimalisir dampak bagi kehidupan masyarakat wadas kedepannya. 

Salam literasi. 

Analisis Sosial Tragedi Kanjuruhan Yang Mencekam

Tidak ada Sepak Bola seharga nyawa manusia


Tragedi kanjuruhan telah menelan 135 korban jiwa meninggal, (terhitung sejak 24 Oktober  2022) dan ribuan anak-anak, remaja, orang dewasa, baik perempuan maupun laki-laki menjadi sasaran tak terduga kepedihan kejadian tragis tersebut. Sepak bola yang seharusnya sebagai ajang hiburan, melepas penat dan loyalitas bagi pendukungnya,  kini menjadi sebuah kepedihan kelabu bagi orang dan sanak-saudara yang ditinggalkan. Banyak sekali orangtua yang melarang anak-anaknya menonton bola kembali, akibat dari kejadian kanjuruhan yang sedemikian rupa membuat para korban, orang-orang terdekat merasa trauma secara psikologis maupun sosial, serta para pedagang area kanjuruhan-pun kehilangan mata pencahariannya. Upaya apa yang sudah diberikan oleh PSSI, selaku yang menaungi sepak bola yang ada di indonesia? PSSI seolah-olah lepas tangan atas tragedi kanjuruhan tersebut, baik Panitia Pelaksana, PT.LIB saling menyalahkan satu sama lain. Hingga tulisan ini terbit masih belum ada titik terang, tagar #UsutTuntas semakin tersebar di penjuru Kota Malang, para korban ingin mendapatkan haknya, ingin mendapatkan keadilannya, atas kesalahan-kesalahan para pihak yang berwenang. 


Foto: detik.com


Kapasitas stadion yang tidak me-mumpuni, ±42.588 ribu supporter hadir dan melihat langsung di dalam stadion Kanjuruhan tersebut. Kapasitas stadion Kanjuruhan ialah ±38.000 ribu, terjadi over capacity, tega sekali para panitia menjual tiket melebihi kapasitas yang ada, apakah semata-mata untuk kepentingan kelompok tertentu? untuk mencapai keuntungan. Shelter ban(tribun berdiri) tetap diisi penuh oleh suporter, jika panitia mengetahui bahwa itu adalah pertandingan yang bisa menyebabkan kericuhan, maka seharus shelter ban dikosongkan, karena area tersebut menjadi jalan tercepat suporter menuju lapangan. Terdapat juga suporter arema yang berada di luar Stadion Kanjuruhan-pun membludak karena liga Derby Rival dari Arema vs Persebaya tersebut. Mengapa panitia pelaksana yang notabene-nya sudah mengetahui jika pada hari itu adalah pertandingan besar yang tidak menutup kemungkinan terjadi kerusuhan, kenapa panitia dan para orang-orang yang bertanggung jawab atas jalan-Nya pertandingan tersebut tidak memberikan pertandingan sore, yang bisa memperkecil resiko, padahal waktu malam lebih besar terjadinya bentrok, apakah panitia penyelenggara tidak berkaca pada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tanggal 1 Oktober, terdapat pertandingan. 

Pukul 15.30 Borneo FC VS Madura united

Pukul 16.00 Rans FC  VS Dewa United

Pukul 20.00 Arema VS  Persebaya 

Seharusnya pertandingan Arema dan Persebaya bisa ditukar pada jam Rans FC VS Dewa United, karena pertandingan tersebut ditampilkan melalui VIDIO.COM,  terkecuali Borneo FC dan Madura United ditayangkan melalui Channel Televisi Indosiar. 

Pada tanggal 11 September Arema VS Persib dimulai Pukul 20.00 ditukar menjadi Pukul 15.30 yang seharusnya pertandingan (Barito Putra vs Persija)  atas rekomendasi kepolisian mengingat suport arema dan persib rawan bentrok. Tetapi kenapa arema persebaya tidak bisa dirubah? 

 Oh iya menurut yang diketahui penulis, karena panitia telah melakukan kontrak kerja sama penyiaran televisi yakni Indosiar, perlu di garis bawahi kembali itu sebuah pertandingan besar, dengan begitu perlunya kehati-hatian dalam melaksanakan sebuah kontrak kerja sama. Apakah semata-mata hanya untuk kepentingan viewers televisi yang bisa menghasilkan keutungan lebih besar? Jika panitia penyelenggara mengubah jadwal akan dikenakan sanksi denda, lebih baik kehilangan beberapa uang yang notabene-nya bisa dicari kembali daripada kehilangan nyawa dan kehidupan yang tidak dapat diganti dengan apapun.


Foto: Twitter

Pembukaan pintu keluar stadion cenderung lambat yang menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa, seharusnya 15 menit sebelum pertandingan selesai, pintu sudah dibuka, tetapi Steward (penanggung jawab) pemegang kunci pintu lalai dan abai atas kondisi pada saat itu. Jika pintu keluar dibuka lebih awal, tidak menutup kemungkinan korban jiwa lebih sedikit, namun disisi lain penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian dan brimob menjadi faktor terpenting dalam peristiwa kanjuruhan tersebut. Pihak polisi dan brimod menganggap penembakan gas air mata tersebut sesuai dengan prosedur, dalam artian sesuai prosedur satuan kepolisian. Dalam prosedur pertandingan sepak bola tidak demikian,  PSSI yang seharusnya sebagai tonggak utama berjalannya sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia, terdapat banyak miss komunikasi,  PSSI tidak mensosialisasikan terkait penangganan pada saat pertandingan bentrok, khususnya larangan penggunaan gas air mata. Sehingga polisi dan brimob menganggap sesuai prosedur yang seharusnya, penembakan gas air mata kearah tribun penonton yang notabene-nya banyak anak-anak, orang tua yang tidak tahu menahu, Tiba-tiba juga terkena dampaknya dan lebih parahnya terdapat gas air mata yang ditembakkan ke arah pintu keluar, masih sehatkah pihak kepolisian? Suporter ingin menghindari gas air mata dengan cara keluar stadion, tetapi dihalangi dengan tembakan kearah pintu keluar. Penembakan gas air mata untuk mencegah suporter turun kelapangan adalah kesalahan, suporter yang awalnya turun hanya ingin menyemangati para pemain "salam satu jiwa,  satu hati,  semangat" Dianggap sebuah ancaman. 

Fakta baru menyatakan bahwa  perhimpunan dokter forensik(PDFI) Jawa Timur, mengumumkan hasil otopsi bahwa akibat dari banyaknya korban meninggal bukan karena gas air mata, melainkan karena patah tulang dan pendarahan berat.  Memang benar adanya, namun penyebab suporter patah tulang dan pendarahan berat adalah menghindari gas air mata,  mereka berdesak-desakan,  kepanikan terjadi, mereka hanya memikirkan bagaimana cara terhindar dari gas air mata dan bisa keluar stadion.  Maka dari itu akibat kepanikan gas air mata banyak suporter yang terhimpit, terinjak-injak dan sesak nafas yang berakibat meninggal ratusan suporter. 

Iwan Bule(Mohammad Iriawan) selaku ketua PSSI yang juga merupakan purnawirawan polri seharusnya mengetahui apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir kejadian kanjuruhan tersebut, hingga kejadian kanjuruhan tersebut menelan ratusan korban, seakan-akan PSSI lepas tangan, desakan masyarakat agar Iwan Bule turun dari jabatan ketua PSSI seolah-olah tidak dihiraukan.  Disisi lain pelatih tim nasional indonesia, Shin Tae Yong, juga siap mengundurkan diri jika Iwan Bule juga mundur, itu membuat masyarakat Indonesia delima, mengingat tim nasional indonesia akan menjadi tuan rumah piala Dunia U-20 2023,  dan timnas ikut serta dalam pertandingan tersebut. Jika Shin Tae Yong mundur, maka timnas u-20 indonesia juga terancam.  Shin Tae Yong beranggapan jika ingin memajukan sepak bola indonesia harus saling bekerjasama dalam mengatasi segala masalah dan resikonya dengan baik dan tanggung jawab. Untungnya FIFA tidak memberikan sanksi untuk pihak Indonesia atas kejadian kanjuruhan tersebut, jika terkena sanksi akan memberatkan kondisi sepak bola di Indonesia. 

Keputusan Iwan Bule untuk tidak turun, akan lebih baik jika dapat bertanggungjawab atas peristiwa kanjuruhan dan lebih berhati-hati dalam penyelenggaraan sepak bola, karena banyak sekali suporter yang fanatisme terhadap klub yang didukungnya, dan PSSI lebih memberikan pengarahan dan sosialisasi sesuai dengan regulasi FIFA dalam penyelenggara sepak bola untuk segala bidang(Polisi, Panitia penyelenggara, dan Suporter) yang ikut serta dalam pertandingan sepakbola indonesia yang akan datang. Tindakan preventif lebih baik diberikan sejak dini, daripada tindakan represif yang bisa membahayakan masyarakat Indonesia. 

Suporter menjadi salah satu kelompok sosial(kerumunan) sementara yang erat, meskipun tidak mengenal satu sama lain suporter memiliki kesadaran, solidaritas tinggi dalam mendukung tim kebanggaannya. Semenjak kejadian kanjuruhan, para suporter indonesia sepakat untuk berdamai satu sama lain, agar kejadian seperti kanjuruhan tidak terulang kembali. Pertandingan sepak bola adalah sarana untuk mempersatukan bangsa bukan untuk memperpecah belah bangsa. Penulis yakin jika Tim nasional indonesia yang bertanding maka tidak ada lagi kelompok-kelompok tertentu yang meributkan tim kebanggaannya, karena tim kebanggaannya hanya satu yaitu timnas Indonesia. Dinamika kelompok yang terjadi pada peristiwa kanjuruhan pada dasarnya memiliki tujuan masing-masing untuk kepentingan kelompoknya.  Meskipun terjadi konflik dalam sebuah kelompok memiliki dapat bisa mempererat solidaritas kelompok tersebut. 

Salam literasi. 

Pawon: Peparing Mawon Acara Memperingati Satu Suro Di kaki Gunung Arjuno

17 Juli 2023 Pukul 15.20 saya dan rombongan tiba di pos 1 Ontobugo. Kegiranganlah saya, setelah beberapa hari berada pada rimba ...